korban-meninggal-di-thailand-akibat-banjir-meningkat-267-orang

Korban Meninggal di Thailand Akibat Banjir Meningkat, 267 Orang. Thailand menghadapi bencana alam terburuk dalam dekade terakhir dengan banjir bandang yang melanda selatan negara itu sejak akhir November 2025. Korban jiwa resmi mencapai 267 orang per Selasa, 2 Desember 2025, naik dari 162 seminggu lalu, menurut Pusat Manajemen Bencana Nasional (NCDM). Banjir ini dipicu oleh Cyclon Senyar dan monsoon timur laut yang intensif, memengaruhi 3,6 juta orang di 20 provinsi, terutama Songkhla yang jadi pusat tragedi dengan 200 kematian. Ribuan rumah hancur, jalan raya terendam, dan evakuasi massal masih berlangsung. Pemerintah Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra aktifkan darurat nasional, tapi kritik meledak soal respons lambat. Ini bukan banjir biasa; ini krisis yang tewaskan lebih banyak korban daripada Grenfell Tower di Inggris, dan ancam ekonomi selatan Thailand. MAKNA LAGU

Penyebab Banjir dan Dampak Awal: Korban Meninggal di Thailand Akibat Banjir Meningkat, 267 Orang

Cyclon Senyar, yang mendarat di Teluk Thailand akhir November, bawa hujan deras hingga 500 mm dalam 24 jam – rekor baru di Songkhla. Gabung dengan monsoon timur laut yang biasa datang Juni-September tapi kali ini ekstrem, banjir cepat sebar ke provinsi seperti Pattani, Yala, dan Nakhon Si Thammarat. Sungai Sungai Trang dan Pattani meluap, picu longsor di lereng bukit. Dampak awal: 267 tewas, mayoritas (200 orang) di Songkhla yang dinyatakan zona bencana. Korban termasuk 120 anak dan 80 lansia, banyak tenggelam saat evakuasi. Lebih dari 135.000 rumah tangga terdampak, 2,7 juta orang mengungsi ke 1.500 shelter sementara. Kerusakan ekonomi capai 100 miliar baht (US$3,11 miliar), hancurkan sawah padi, perkebunan karet, dan infrastruktur jalan. Listrik padam di 50.000 rumah, dan air bersih langka karena kontaminasi lumpur.

Respons Pemerintah dan Tantangan Lapangan: Korban Meninggal di Thailand Akibat Banjir Meningkat, 267 Orang

Pemerintah langsung gerak: angkatan laut kerahkan 14 kapal, termasuk kapal induk HTMS Chakri Naruebet, untuk bawa bantuan medis dan makanan ke daerah terisolasi. Helikopter evakuasi 5.000 orang dari desa terendam, sementara tentara bangun jembatan darurat. Paetongtarn kunjungi Songkhla 30 November, janji kompensasi 200.000 baht per keluarga tewas dan 50.000 baht tunjangan hidup. Dana darurat 10 miliar baht dialokasikan, dengan bantuan internasional dari ASEAN dan PBB. Tapi tantangan besar: dua pejabat lokal diskors atas kegagalan respons, dan warga kritik lambatnya peringatan dini. Di Songkhla, 1.000 orang masih hilang di bawah lumpur, dan tim pencari mayat kerja nonstop. Akses jalan rusak bikin bantuan telat, dan penyakit seperti diare merebak di shelter padat. Elon Musk tawarkan Starlink gratis untuk korban sampai akhir Desember, bantu komunikasi di daerah terpencil.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan Jangka Panjang

Banjir ini hantam ekonomi selatan Thailand keras: sawah padi rusak 40 persen, perkebunan karet tenggelam, dan pariwisata Pattaya lumpuh dengan hotel tutup. Estimasi kerugian 100 miliar baht ancam PDB provinsi selatan 5-7 persen. Lingkungan juga terdampak: lumpur bercampur limbah industri kontaminasi sungai, picu banjir sekunder. Klimatolog bilang ini akibat perubahan iklim: siklon lebih intensif karena pemanasan global, dengan curah hujan 20 persen di atas rata-rata. Thailand catat 16 siklon tahun ini, dan banjir selatan ini tewaskan lebih banyak daripada banjir 2011 (800 jiwa). Pemerintah rencanakan bendungan baru dan sistem peringatan dini €500 juta, tapi warga tuntut akuntabilitas atas kegagalan infrastruktur.

Kesimpulan

Korban jiwa banjir Thailand capai 267 orang adalah tragedi yang bisa dicegah, soroti lubang respons bencana di selatan negara. Dari Cyclon Senyar hingga longsor mematikan, dampaknya hancurkan ribuan nyawa dan ekonomi miliaran baht. Pemerintah gerak cepat dengan evakuasi dan dana, tapi kritik lambatnya peringatan dan korupsi infrastruktur tak boleh diabaikan. Di era iklim ekstrem, Thailand harus investasi besar buat bendungan dan peringatan dini. Songkhla bangkit pelan, tapi luka 267 jiwa tak tergantikan. Ini pelajaran global: bencana alam tak pilih, tapi persiapan selamatkan. Pemerintah janji perbaikan; rakyat tunggu aksi nyata.

BACA SELENGKAPNYA DI..

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *