2 Menteri Ukraina Undur Diri Akibat Korupsi Besar. Pada 12 November 2025, pemerintah Ukraina diguncang skandal korupsi besar-besaran senilai 100 juta dolar di sektor energi, yang memaksa dua menteri kunci mengundurkan diri. Menteri Energi Svitlana Hrynchuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya, sementara Menteri Kehakiman German Galushchenko ditangguhkan jabatannya oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy. Skandal ini, yang melibatkan pemerasan dan pencucian uang di perusahaan negara Energoatom, datang di saat Ukraina masih berjuang melawan invasi Rusia yang melumpuhkan infrastruktur listrik. Zelenskiy menyebutnya “sangat tidak dapat diterima” dalam pidato videonya, menjanjikan penyelidikan menyeluruh. Di tengah perang yang menggerogoti kepercayaan publik, pengunduran diri ini jadi pukulan telak bagi upaya reformasi anti-korupsi, tapi juga peluang untuk bersih-bersih mendalam. REVIEW FILM
Latar Belakang Skandal di Sektor Energi: 2 Menteri Ukraina Undur Diri Akibat Korupsi Besar
Skandal ini bukan muncul begitu saja, melainkan puncak dari masalah sistemik yang sudah merajalela di Ukraina sejak perang dimulai tiga tahun lalu. Sektor energi, yang menyumbang 20 persen PDB negara, jadi sasaran empuk karena kerusakan akibat serangan Rusia—pembangkit listrik hancur, dan impor darurat jadi kebutuhan. Energoatom, operator empat pembangkit nuklir Ukraina, berada di pusat badai: penyelidik menemukan jaringan kriminal yang memeras kontraktor hingga 15 persen nilai kontrak, menahan pembayaran, dan bahkan mencabut status pemasok jika tak patuh.
Penelusuran dimulai musim panas 2024 oleh Biro Anti-Korupsi Nasional (NABU), yang mengumpulkan ribuan jam rekaman suara dengan nama samaran seperti “Tenor” untuk direktur keamanan Energoatom dan “Karlson” untuk pemimpin kelompok—diduga Timur Mindich, rekan dekat Zelenskiy dari perusahaan produksi TV-nya. Total tujuh tersangka, termasuk mantan penasihat menteri energi dan empat pegawai anti-pencucian uang, terlibat dalam “laundromat” yang mengalirkan dana haram ke sistem keuangan legal. Pada 10 November, razia melibatkan 70 lokasi, termasuk rumah Galushchenko, dan menyita lebih dari 4 juta dolar tunai berlabel dari bank sentral AS. Ini mirip kasus korupsi sebelumnya, seperti penggelapan bantuan pertahanan tahun lalu, tapi skala kali ini lebih besar karena menyentuh aset nuklir vital.
Detail Pengunduran Diri dan Respons Penyelidikan: 2 Menteri Ukraina Undur Diri Akibat Korupsi Besar
Pengunduran diri Hrynchuk datang cepat: ia mengajukannya pada 12 November setelah Zelenskiy menuntutnya secara publik, meski ia tolak tuduhan dan klaim tak tahu-menahu. Galushchenko, yang pernah pimpin Kementerian Energi dari 2021 hingga 2025 sebelum pindah ke Kehakiman, ditangguhkan sehari sebelumnya karena penasihat lamanya terlibat. Zelenskiy, dalam alamat videonya, bilang korupsi seperti ini “mengkhianati tentara dan rakyat” yang bergantung pada listrik stabil di tengah pemadaman musim dingin. Ia minta sidang cepat dan vonis tegas, sambil perintahkan audit independen Energoatom.
Penyelidikan NABU ungkap bayang-bayang pengelolaan: “Karlson” kendalikan keputusan personel, pembelian, dan alur kas di perusahaan dengan omzet 200 miliar hryvnia. Lima tersangka ditangkap, dua lagi buron, dan bukti audio tunjukkan transaksi internasional. Dewan pengawas Energoatom, yang kekuatannya ditangguhkan Perdana Menteri Yulia Svyrydenko, janji audit transaksi dan evaluasi prosedur internal. Svyrydenko sebut perjuangan anti-korupsi sebagai prioritas utama, tapi ini jadi ujian bagi pemerintah yang sudah ganti enam menteri tahun ini. Para tersangka, termasuk empat mantan menteri yang terekam dalam situasi mencurigakan, hadapi dakwaan pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan, dengan hukuman potensial hingga 12 tahun penjara.
Reaksi Publik dan Dampak Internasional
Reaksi di Ukraina meledak: protes kecil di Kyiv dan Kharkiv tuntut akuntabilitas lebih luas, dengan warga bilang “korupsi lebih mematikan daripada rudal Rusia.” Survei cepat tunjukkan 70 persen publik kehilangan kepercayaan pada kabinet, terutama di kalangan pemuda yang lihat reformasi sebagai syarat bergabung Uni Eropa. Oposisi seperti partai Holos, dengan anggota parlemen Yaroslav Shelesnyak yang juga diselidiki, sebut ini “akhir era Zelenskiy” jika tak ditangani tegas. Di media sosial, hashtag #CleanEnergy bergaung, campur kemarahan dan harapan bahwa ini picu perubahan.
Secara internasional, donor seperti AS dan UE khawatir: bantuan energi senilai miliaran euro untuk ganti trafo yang hancur Rusia kini dipertanyakan, dengan laporan bahwa donor tolak kirim peralatan jika korupsi merajalela. Komisi Eropa, yang nilai kemajuan Ukraina untuk keanggotaan, sebut skandal ini “hambatan serius” tapi dukung penyelidikan NABU sebagai langkah positif. Rusia manfaatkan momen untuk propaganda, klaim “rezim Kyiv runtuh dari dalam.” Bagi Zelenskiy, ini risiko: bersihkan kabinet bisa stabilkan dukungan Barat, tapi gagal tangani akar masalah—seperti ketergantungan pada oligarki—bisa erodasi legitimasi perangnya. Ahli seperti Oleksandr Abakumov dari NABU bilang kelompok ini kendalikan energi dan pertahanan, dengan bukti tunai dan rekaman yang sulit dibantah.
Kesimpulan
Pengunduran diri dua menteri Ukraina akibat skandal korupsi 100 juta dolar adalah guncangan yang tak terhindarkan di tengah perang, tapi juga kesempatan emas untuk bangun kembali. Zelenskiy tunjukkan tekad dengan tuntutan cepat, tapi tantangan sejati ada di implementasi: vonis tegas, audit transparan, dan reformasi yang cegah kebocoran dana bantuan. Bagi rakyat Ukraina yang sudah korbankan segalanya, ini pengingat bahwa musuh terbesar bukan hanya di garis depan, tapi juga di balik meja jabatan. Jika pemerintah ubah momentum ini jadi momentum reformasi, Ukraina bisa kuatkan posisinya di Eropa. Tapi biarkan berlarut, dan kepercayaan—baik domestik maupun internasional—akan retak lebih dalam. Di musim dingin yang dingin ini, kehangatan harapan bergantung pada aksi nyata, bukan janji semata.