Hujan Es Serta Angin Kencang Menghampiri Bogor. Hujan deras disertai angin kencang dan butiran es melanda Bogor pada Sabtu sore, 4 Oktober 2025, meninggalkan jejak kerusakan ringan di berbagai kawasan. Fenomena cuaca ekstrem ini terutama mengguncang Kecamatan Tamansari dan Bogor Tengah, dengan pohon tumbang, atap rumah berterbangan, dan kerusakan pada kendaraan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) catat intensitas hujan mencapai 50 mm/jam di Ciapus dan Paledang, disertai angin hingga 60 km/jam. Untungnya, tak ada korban jiwa dilaporkan, meski warga sempat panik. Kejadian ini jadi pengingat musim transisi akhir tahun yang tak menentu, di mana cuaca ekstrem seperti ini diprediksi naik 20 persen. BPBD Bogor langsung gerak, tapi warga setempat saling bantu bersihkan puing—suasana tetap waspada di tengah hujan sisa yang masih mengguyur. BERITA BASKET
Kejadian Hujan Es dan Angin Kencang: Fenomena yang Cepat dan Dahsyat: Hujan Es Serta Angin Kencang Menghampiri Bogor
Hujan es dan angin kencang mulai turun sekitar pukul 16.00 WIB di wilayah Ciapus, Kecamatan Tamansari, dengan butiran es seukuran kelereng yang jatuh deras selama 20 menit. Warga di Kampung Gardu Barat cerita angin menderu seperti tornado kecil, merobek atap seng rumah dan menumbangkan pohon ki bolong setinggi 15 meter di Simpang Kantor Batu Paledang. Di Bogor Tengah, hujan es bikin jalan licin, sementara angin kencang timpa mobil di Jalan Pajajaran—satu unit ringsek total di bawah pohon tumbang.
BMKG konfirmasi ini akibat konvergensi angin dari Laut Jawa dan pegunungan, ciptakan supercell lokal yang langka di Bogor. Intensitasnya tak biasa: es batu tebal 1-2 cm jatuh di Cibitung Wetan, bikin warga buru-buru lindungi kendaraan. Video amatir di media sosial tunjukkan pohon-pohon hijau bergoyang hebat, dan hujan es seperti butiran kaca di atap rumah. Kejadian berlangsung singkat, tapi dahsyat—dalam 30 menit, 10 pohon tumbang dan 20 atap rusak. Ini mirip insiden September lalu di Cibinong, tapi kali ini lebih luas, picu lalu lintas macet di Jalan Pajajaran hingga malam.
Dampak Kerusakan dan Respons Warga: Solidaritas di Tengah Kekacauan: Hujan Es Serta Angin Kencang Menghampiri Bogor
Kerusakan paling parah di Tamansari: 14 rumah di Sukamantri rusak atap, dengan pohon tumbang timpa dua unit motor dan satu mobil. Di Paledang, ruang kelas SD Negeri 01 retak dinding, dan gedung serbaguna roboh sebagian—total 55 bangunan terdampak, kerugian Rp500 juta. Listrik padam di empat kampung selama dua jam, bikin warga gelap gulita saat hujan reda. Untungnya, tak ada luka serius; hanya tiga warga gores tangan saat bersihkan puing.
Warga langsung gotong royong: di Gudang, tetangga bantu angkat puing pohon dan pasang terpal darurat. “Kami saling jaga, ini Bogor kita,” kata seorang warga. Komunitas online galang dana Rp20 juta dalam sehari untuk bantu rekonstruksi. BPBD Bogor kirim tim 50 orang untuk evakuasi sementara, bagikan selimut dan makanan ke 200 keluarga. Bupati Dedi Mulyadi inspeksi langsung, janji dana hibah Rp200 juta dari BNPB. Respons ini cepat, tapi warga desak perbaikan drainase—hujan deras bikin genangan di Cibitung Wetan.
Upaya Penanganan dan Pencegahan: Langkah Pemerintah ke Depan
BPBD dan Polres Bogor pasang papan peringatan di zona rawan, sambil potong pohon berbahaya di Jalan Pajajaran. BMKG prediksi hujan ekstrem naik 15 persen akhir tahun, jadi pemerintah dorong program “Bogor Tangguh Bencana” dengan simulasi rutin dan edukasi drainase mandiri. Warga diajak pasang atap anti-angin dan lapor pohon rawan via app BPBD.
Penanganan jangka pendek: rekonstruksi ruang kelas SD selesai minggu depan, dan bantuan logistik dari PMI Bogor sudah tiba. Ini pelajaran berharga: cuaca berubah, tapi koordinasi bisa selamatkan nyawa. Dengan musim hujan baru mulai, Bogor siap hadapi lebih banyak tantangan.
Kesimpulan
Hujan es dan angin kencang 4 Oktober 2025 rusak 55 bangunan di Bogor, tapi respons cepat BPBD dan solidaritas warga bikin pemulihan lancar tanpa korban jiwa. Dari kobaran angin di Tamansari sampai pohon tumbang di Paledang, ini ingatkan urgensi kesiapsiagaan cuaca ekstrem. Upaya pencegahan seperti simulasi dan perbaikan drainase jadi kunci ke depan. Bogor tetap tangguh—semoga hujan selanjutnya lebih ramah.