badai-tropis-fengshen-menerjang-negara-filipina

Badai Tropis Fengshen Menerjang Negara Filipina. Pada 19 Oktober 2025, Badai Tropis Fengshen (dikenal sebagai Ramil di Filipina) mulai menerjang wilayah timur negara itu, membawa hujan lebat dan angin kencang hingga 65 kilometer per jam yang memaksa evakuasi ribuan warga. Badai ini, yang menjadi siklon tropis ke-18 tahun ini, memasuki Area Tanggung Jawab Filipina sejak 18 Oktober dan diprediksi mendarat di pantai timur Luzon pagi hari ini, sebelum bergerak ke arah barat-laut menuju pusat pulau. Pemerintah Filipina melalui Badan Cuaca Filipina (PAGASA) sudah izinkan sinyal angin kencang di 12 provinsi, termasuk Samar, Panay, dan Catanduanes, di mana banjir bandang sudah mulai melanda desa-desa pesisir. Hingga kini, setidaknya lima orang tewas dan dua hilang akibat longsor dan banjir di Samar, sementara lebih dari 9.000 warga dievakuasi dari Catanduanes semalam. Di tengah musim siklon yang masih panjang hingga November, Fengshen jadi pengingat betapa rentannya Filipina terhadap bencana alam, dengan negara ini rata-rata kena 20 siklon tropis per tahun—dari kerusakan infrastruktur hingga ancaman kelaparan bagi 2 juta penduduk di wilayah terdampak. BERITA BASKET

Latar Belakang Badai dan Jalur Gerakannya: Badai Tropis Fengshen Menerjang Negara Filipina

Badai Tropis Fengshen terbentuk di Pasifik Barat pada 15 Oktober, dengan pusat tekanan rendah yang bergerak lambat ke arah barat-laut dengan kecepatan 15 kilometer per jam. Saat memasuki wilayah Filipina, badai ini sudah intensitas sedang, dengan angin maksimum 65 kilometer per jam dan hembusan hingga 80 kilometer per jam di pinggir mata angin. PAGASA memperingatkan potensi peningkatan kekuatan menjadi topan kategori satu sebelum mendarat di Samar sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat, sebelum bergerak ke arah Panay dan central Luzon pada Minggu sore.

Jalur gerakannya diprediksi melewati Samar dan Samar Selatan, di mana curah hujan bisa capai 200 milimeter dalam 24 jam, picu banjir bandang dan longsor di daerah pegunungan. Di Catanduanes, evakuasi darurat sudah dilakukan untuk 9.000 warga sejak Jumat malam, dengan pemerintah lokal sediakan 50 pusat pengungsian sementara. Badai ini mirip Fengshen 2008 yang tewaskan 78 orang dan rusak 1,5 juta rumah, tapi teknologi peringatan dini kini lebih baik, kurangi korban jiwa 50 persen sejak dekade lalu. Namun, di wilayah miskin seperti Samar, di mana 40 persen penduduk bergantung pertanian, badai ini ancam panen padi akhir musim, potensi rugi 500 juta peso.

Dampak Awal dan Korban Jiwa: Badai Tropis Fengshen Menerjang Negara Filipina

Dampak Fengshen sudah terasa sejak hari Jumat, dengan hujan deras sepanjang 48 jam picu banjir di Samar dan Samar Selatan, rendam 20 desa dan putuskan jalan raya menuju Tacloban. Di Samar, longsor di lereng bukit tewaskan lima orang, termasuk dua anak, dan dua lainnya hilang setelah mobil mereka terseret lumpur. Di Panay, angin kencang robohkan 500 pohon dan tiang listrik, matikan daya untuk 50.000 rumah tangga, sementara banjir di Iloilo kota rendam pasar tradisional, rusak stok makanan senilai 100 juta peso.

Korban jiwa sementara lima tewas dan dua hilang, dengan 200 luka-luka ringan dari jatuh pohon atau banjir. Pemerintah kabupaten Samar evakuasi 5.000 warga ke gereja dan sekolah, sementara tim SAR dengan 50 perahu karet cari korban hilang di sungai Tacloban. Badai ini juga hantam sektor pertanian: 10.000 hektar sawah terendam, potensi rugi 200 juta peso, di mana 70 persen penduduk Samar bergantung tanaman padi. Di tengah ini, relawan lokal seperti Philippine Red Cross sebarkan 10.000 paket makanan darurat, tapi pasokan terbatas karena jalan rusak.

Respons Pemerintah dan Bantuan Internasional

Pemerintah Filipina langsung respons dengan deklarasi darurat nasional oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr, alokasikan 1 miliar peso untuk bantuan langsung, termasuk 500.000 paket makanan dan obat-obatan. PAGASA tingkatkan sinyal angin kencang ke level 3 di Samar dan Panay, peringatkan gelombang tinggi 3 meter di pantai timur, sementara Angkatan Darat kirim 2.000 tentara untuk bantu evakuasi dan bersihkan puing. Marcos bilang di konferensi pers malam tadi: “Kami siap hadapi Fengshen—prioritas selamatkan nyawa dan pulihkan cepat.”

Bantuan internasional cepat mengalir: Singapura kirim 50 ton makanan melalui Love Aid, Australia tambah 10 juta dolar untuk rekonstruksi, dan PBB melalui UNICEF sebarkan vaksin anti-diare untuk 100.000 anak di Samar. ASEAN juga koordinasi, dengan Indonesia siapkan tim SAR 50 orang jika diminta. Respons ini efektif: di badai sebelumnya seperti Rolly 2020, bantuan cepat kurangi korban 30 persen. Namun, tantangan tetap: infrastruktur Samar yang rusak 50 persen sejak 2020 bikin distribusi lambat, dan prediksi badai lanjut ke Luzon picu evakuasi tambahan 20.000 orang.

Kesimpulan

Badai Tropis Fengshen yang menerjang Filipina pada 19 Oktober 2025 membawa bencana banjir dan longsor yang tewaskan lima orang dan hilangkan dua lainnya, dengan evakuasi ribuan warga di Samar dan Panay jadi prioritas utama. Dari jalur gerakan badai yang diprediksi hantam central Luzon hingga respons pemerintah Marcos yang alokasikan 1 miliar peso, bencana ini ingatkan kerentanan negara kepulauan terhadap siklon tropis. Di tengah rugi pertanian 200 juta peso dan mati listrik massal, bantuan internasional dari Singapura dan Australia beri harapan pemulihan cepat. Ke depan, PAGASA peringatkan hembusan angin hingga 80 km/jam di Luzon, tapi dengan koordinasi ASEAN dan PBB, Filipina siap pulih—badai ini ujian, tapi juga bukti ketangguhan warganya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *