AS Pulangkan Total 1.400 Pekerja Nuklir. Pada 20 Oktober 2025, pemerintahan AS mengumumkan pemutusan hubungan kerja sementara (furlough) terhadap 1.400 pegawai federal di Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), lembaga yang mengawasi stokpile senjata nuklir negara itu. Keputusan ini bagian dari shutdown pemerintah federal yang memasuki hari keempat, akibat ketidaksepakatan Kongres soal anggaran. Dari hampir 2.000 pegawai NNSA, kini hanya 400 yang tetap bekerja untuk tugas esensial, seperti pengamanan situs nuklir dan pemeliharaan darurat. Menteri Energi AS sebut ini “langkah tak terhindarkan”, tapi kritik dari oposisi bilang itu ancam keamanan nasional. Di tengah ketegangan politik yang memuncak, langkah ini bukan cuma soal pemotongan biaya, tapi ujian bagi stabilitas program nuklir AS—terutama saat dunia hadapi ancaman proliferasi dari Korea Utara dan Iran. BERITA BASKET
Kronologi Pemutusan Hubungan Kerja di NNSA: AS Pulangkan Total 1.400 Pekerja Nuklir
Shutdown dimulai 17 Oktober setelah Kongres gagal sepakati paket anggaran sementara senilai 1,2 triliun dolar. NNSA, di bawah Kementerian Energi, langsung terdampak karena 70 persen pegawainya non-esensial di mata aturan federal. Pengumuman furlough keluar pagi 20 Oktober, dengan surat pemberitahuan dikirim via email—pegawai dapat gaji mundur, tapi tanpa bayar baru sampai shutdown usai. Dari 1.400 orang, 800 di fasilitas seperti Los Alamos dan Oak Ridge, sementara 600 di kantor pusat Washington.
Ini bukan pertama: Shutdown 2018-2019 furlough 800 pegawai NNSA selama 35 hari, picu penundaan inspeksi senjata nuklir. Kali ini, Menteri Energi kunjungi Nevada National Security Site untuk yakinkan pegawai esensial, tapi kritik bilang furlough ini “gila”—NNSA tanggung jawab 5.000 hulu ledak nuklir AS. Kongres Republik, yang dorong pemotongan anggaran, sebut ini “efisiensi sementara”, sementara Demokrat tuntut resolusi darurat. Kronologi ini tunjukkan shutdown bukan isu baru, tapi skala NNSA kali ini lebih besar, ancam jadwal modernisasi senjata yang sudah telat dua tahun.
Dampak Langsung terhadap Keamanan Nuklir AS: AS Pulangkan Total 1.400 Pekerja Nuklir
Furlough ini picu kekhawatiran serius soal keamanan. NNSA kelola siklus hidup senjata nuklir, dari desain hingga pensiun—tugas esensial seperti patroli situs dan pemantauan radiasi tetap jalan, tapi proyek non-kritis seperti uji coba simulasi tertunda. Analis bilang, penundaan bisa tambah biaya 500 juta dolar jika shutdown molor seminggu, karena restart butuh kalibrasi ulang. Di fasilitas seperti Y-12 di Tennessee, 200 pegawai furlough berarti inspeksi stokpile tertunda, tingkatkan risiko keamanan meski protokol darurat aktif.
Dampak lebih luas: Mitra internasional seperti Inggris dan Prancis khawatir kolaborasi nuklir terganggu—AS janji dukung uji coba bersama, tapi furlough ini bikin jadwal mundur. Kritik dari pakar keamanan sebut ini “bom waktu”, karena NNSA sudah kekurangan 10 persen pegawai sejak 2023 akibat pensiun massal. Pemerintah bilang hanya 20 persen tugas terdampak, tapi serikat pegawai bilang angka itu underestimate—furlough ini bisa picu brain drain, dengan 15 persen pegawai nuklir AS sudah pindah ke sektor swasta. Di tengah ancaman global, langkah ini ingatkan betapa rapuhnya infrastruktur nuklir saat politik mandek.
Respons Politik dan Upaya Resolusi Shutdown
Shutdown ini lahir dari deadlock Kongres soal anggaran pertahanan—Republik tuntut potong 50 miliar dolar dari program sosial, Demokrat tolak. Presiden AS sebut “ancaman partai oposisi”, sementara pemimpin mayoritas Senat janji voting resolusi hari ini. Respons dari Kementerian Energi: Aktifkan dana darurat 200 juta dolar untuk NNSA, tapi itu cuma tutup lubang sementara. Serikat pegawai seperti AFGE tuntut gaji penuh untuk furloughed workers, ingatkan shutdown 2018 yang bayar telat 800 ribu pegawai federal.
Upaya resolusi: Negosiasi malam ini di Capitol Hill libatkan 50 anggota, dengan target kesepakatan sebelum akhir pekan. Pakar bilang shutdown bisa molor 10 hari lagi jika deadlock berlanjut, picu biaya tambahan 2 miliar dolar per hari. Respons internasional: Rusia sebut ini “kelemahan AS”, sementara China tawarkan kerjasama nuklir—langkah diplomatik yang ditolak keras. Di Washington, furlough NNSA jadi simbol krisis—bukan cuma nuklir, tapi kegagalan bipartisanship yang ancam keamanan nasional.
Kesimpulan
Pemulangan 1.400 pegawai NNSA pada 20 Oktober 2025 adalah pukulan telak bagi keamanan nuklir AS di tengah shutdown pemerintah. Dari kronologi furlough mendadak, dampak penundaan inspeksi yang serius, hingga respons politik yang tegang, kejadian ini ingatkan betapa rapuhnya infrastruktur esensial saat anggaran mandek. Kongres punya peluang selesaikan ini cepat—dengan voting hari ini—tapi jika molor, biaya dan risiko naik tajam. Bagi AS, ini bukan sekadar pemotongan; ia ujian prioritas nasional. Saat negosiasi berlangsung, dunia tunggu langkah bijak—karena di era nuklir, shutdown tak boleh jadi norma.