Inggris Sumbang Total Rp 77,2 M Untuk Berisihin Ranjau di Gaza. Inggris baru saja mengumumkan bantuan sebesar £4 juta—setara Rp 77,2 miliar—untuk membersihkan ranjau dan amunisi tak meledak di Gaza. Pengumuman ini keluar pada 31 Oktober 2025, saat Menteri Luar Negeri Yvette Cooper kunjungi Timur Tengah, sebagai bagian upaya percepat aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah yang hancur lebur akibat perang. Gaza, yang sudah jadi medan ranjau raksasa dengan estimasi 500.000 bom tak meledak, butuh pembersihan mendesak agar warga bisa pulang dan bantuan makanan masuk. Ini langkah konkret di tengah gencatan senjata rapuh pasca konflik 2023-2025, di mana ribuan nyawa sipil terancam ranjau setiap hari. Bukan cuma uang; ini janji harapan bagi jutaan pengungsi yang takut langkah selanjutnya jadi yang terakhir. BERITA TERKINI
Latar Belakang Krisis Ranjau di Gaza: Inggris Sumbang Total Rp 77,2 M Untuk Berisihin Ranjau di Gaza
Gaza jadi ladang ranjau terburuk sejak Perang Dunia II. Sejak Oktober 2023, serangan udara dan darat tinggalkan amunisi tak meledak—dari bom cluster hingga mortir—yang kini ancam 2 juta warga. PBB catat setidaknya 500.000 item berbahaya tersebar di rumah, sekolah, dan ladang, dengan 200 kematian sipil sejak gencatan senjata, termasuk anak-anak yang main di puing. Desa-desa seperti Jabalia dan Khan Younis jadi zona merah, di mana petani tak berani tanam padi karena takut ledakan.
Krisis ini lahir dari perang singkat tapi intens: ribuan serangan Israel target infrastruktur Hamas, tapi bom tak meledak tinggalkan warisan mematikan. Organisasi seperti HALO Trust estimasi butuh 10 tahun bersihkan total, dengan biaya miliaran dolar. Tanpa bantuan, Gaza tak bisa bangkit—sekolah tutup, rumah hancur, dan bantuan makanan mandek di perbatasan. Korban terbaru: seorang anak 8 tahun tewas di Beit Lahia minggu lalu saat ambil air, ingatkan betapa ranjau ini tak pandang usia. Inisiatif internasional seperti ini krusial, karena Gaza tak punya sumber daya sendiri—ekonomi ambruk 80 persen sejak 2023.
Detail Bantuan Inggris dan Komitmennya: Inggris Sumbang Total Rp 77,2 M Untuk Berisihin Ranjau di Gaza
Bantuan £4 juta ini langsung alokasikan ke program pembersihan ranjau oleh badan PBB dan mitra lokal. Cooper, saat kunjungan ke Amman, bilang dana itu dukung tim deminer profesional untuk bersihkan koridor utama—jalan Rafah dan rute bantuan ke pusat kota. Uang ini beli alat deteksi, pelatihan, dan logistik, target bersihkan 50 kilometer perbatasan dalam enam bulan pertama. Ini tambahan dari £20 juta yang Inggris sumbang sejak 2024 untuk Gaza, tunjukkan komitmen berkelanjutan.
Inggris pilih jalur ini karena pengalaman: sejak 1990-an, mereka bantu bersihkan ranjau di Angola dan Laos, selamatkan jutaan nyawa. Di Gaza, dana ini kolaborasi dengan Mines Advisory Group—tim yang sudah kerja di wilayah itu sejak 2014. Cooper tekankan, “Ranjau tak bunuh sekali; itu bunuh berkali-kali. Kami bantu Gaza aman untuk anak-anak.” Ini langkah diplomatik juga: Inggris tekan Israel dan Hamas untuk patuhi gencatan, sambil dorong akses bantuan lebih luas. Total, bantuan ini bisa selamatkan 10.000 nyawa dalam tahun pertama, menurut estimasi PBB.
Dampak Bantuan dan Tantangan ke Depan
Bantuan ini langsung beri harapan nyata. Di Gaza, tim deminer sudah mulai kerja di zona pilot dekat Rafah, selamatkan 50 nyawa sejak Juni. Dengan £4 juta, mereka bisa perluas ke utara, bersihkan sekolah dan rumah sakit agar anak-anak belajar lagi. Warga Gaza, yang 90 persen bergantung bantuan, bilang ini “napas segar”—petani bisa tanam, pengungsi pulang tanpa takut. Respons lokal positif: Kementerian Kesehatan Palestina puji Inggris sebagai “mitra tepercaya”, dan kelompok sipil seperti Palestinian Center for Human Rights sebut ini dorong rekonstruksi.
Tapi tantangan besar: gencatan senjata rapuh, dengan pelanggaran harian dari kedua sisi. Ranjau sulit deteksi di puing tebal, dan cuaca musim hujan tambah risiko longsor. Butuh koordinasi dengan Israel untuk akses aman, yang sering mandek. PBB bilang Gaza butuh 500 juta dolar total untuk bersihkan, jadi £4 juta ini cuma awal. Tantangan lain: trauma warga—anak-anak takut main di luar, orang tua was-was. Bantuan ini tak cuma bersihkan tanah; itu bersihkan ketakutan, tapi butuh dukungan lanjutan dari dunia.
Kesimpulan
Bantuan £4 juta dari Inggris untuk bersihkan ranjau di Gaza jadi langkah konkret di tengah krisis yang tak kunjung usai. Dari latar bencana ranjau yang mematikan hingga detail dana yang langsung bantu tim deminer, ini tunjukkan komitmen global untuk pulihkan Gaza. Dampaknya langsung—nyawa terselamatkan, harapan tumbuh—tapi tantangan seperti gencatan rapuh ingatkan butuh lebih. Di akhir Oktober 2025, inisiatif ini bukan akhir; itu awal rekonstruksi. Gaza butuh dunia tak cuma janji, tapi aksi—karena tanah bersih berarti masa depan aman bagi generasi baru. Inggris pimpin contoh; sekarang giliran yang lain ikut.