ratusan-jiwa-demonstran-mengepung-rumah-netanyahu

Ratusan Jiwa Demonstran Mengepung Rumah Netanyahu. Pada 17 September 2025, ratusan demonstran mengepung kediaman resmi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, menuntut pengunduran dirinya di tengah berbagai kontroversi yang melilit pemerintahannya. Aksi protes ini, yang berlangsung hingga larut malam, menjadi puncak dari ketegangan politik yang memanas di Israel, dipicu oleh kebijakan pemerintah, konflik Gaza, dan tuduhan korupsi terhadap Netanyahu. Demonstrasi ini mencerminkan keresahan masyarakat terhadap kepemimpinan Netanyahu, yang telah memimpin Israel dalam beberapa periode sejak 1996. Artikel ini akan mengulas kondisi terkini di Yerusalem, kasus yang dihadapi Netanyahu, potensi korban jiwa dari aksi protes, dan implikasinya bagi masa depan Israel. BERITA BOLA

Apa yang Terjadi Dengan Negara Yerusalem Saat Ini
Yerusalem, ibu kota Israel yang juga diklaim sebagai ibu kota Palestina, sedang berada dalam situasi politik yang tegang pada September 2025. Kota ini menjadi pusat demonstrasi besar-besaran yang menargetkan kediaman Netanyahu di Jalan Gaza dan Balfour. Aksi protes ini melibatkan ratusan warga dari berbagai kalangan, termasuk aktivis anti-pemerintah, kelompok sayap kiri, dan keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza. Mereka menuduh Netanyahu gagal menangani krisis keamanan, terutama setelah eskalasi konflik dengan Hamas dan Hizbullah yang meningkat sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan ribuan orang di Gaza dan ratusan di Israel.

Selain itu, Yerusalem menghadapi polarisasi politik yang dalam. Koalisi pemerintahan Netanyahu, yang didominasi partai-partai sayap kanan seperti Likud dan sekutu ultra-ortodoks, mendapat kritik keras karena kebijakan yang dianggap memperburuk hubungan dengan komunitas internasional, termasuk tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Demonstrasi di Yerusalem juga dipicu oleh kenaikan biaya hidup dan ketidakpuasan terhadap penanganan ekonomi, dengan inflasi mencapai 5,2% pada Agustus 2025, menurut Bank of Israel. Ketegangan ini diperparah oleh seruan boikot dari beberapa negara Eropa terhadap Israel, yang memicu kemarahan publik.

Kasus Apa Yang Dimiliki Oleh Netanyahu
Benjamin Netanyahu menghadapi beberapa kasus hukum dan politik yang menjadi bahan bakar demonstrasi. Secara hukum, ia terjerat dalam tiga kasus korupsi yang dikenal sebagai Kasus 1000, 2000, dan 4000, yang melibatkan tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Proses pengadilan, yang dimulai pada 2020, masih berlangsung hingga 2025, dengan sidang terbaru pada Juli 2025 menunda putusan karena tekanan politik. Netanyahu dituduh menerima hadiah mewah, seperti cerutu dan sampanye, serta berupaya memengaruhi media untuk mendapatkan liputan positif.

Secara politik, Netanyahu dikritik karena kegagalannya mencapai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, yang masih menahan puluhan warga Israel sejak serangan Oktober 2023. Kebijakannya untuk melanjutkan operasi militer di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 40.000 kematian menurut otoritas Palestina, juga memicu kemarahan. Selain itu, reformasi yudisial yang diusulkannya pada 2023, yang membatasi kekuasaan Mahkamah Agung, memicu protes massal dan tuduhan bahwa ia mencoba menghindari hukuman. Kasus-kasus ini membuatnya kehilangan dukungan sebagian rakyat, meski basis pendukungnya di kalangan sayap kanan tetap kuat.

Apakah Demo Ini Bisa Menyebabkan Korban Jiwa
Demonstrasi di sekitar kediaman Netanyahu berpotensi memicu korban jiwa, meski hingga 18 September 2025, belum ada laporan kematian langsung akibat protes ini. Polisi Israel menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan kerumunan, yang menyebabkan beberapa demonstran terluka ringan. Sekitar 20 orang dilaporkan ditahan karena melempar batu dan botol ke arah polisi. Situasi menjadi semakin tegang karena kehadiran kelompok sayap kanan pro-Netanyahu, yang bentrok dengan demonstran anti-pemerintah di beberapa titik di Yerusalem.

Risiko eskalasi meningkat jika protes berlangsung lama atau jika polisi menggunakan kekuatan berlebihan. Pada protes serupa di Tel Aviv pada 2023, dua orang tewas akibat tabrakan kendaraan di tengah kerusuhan. Selain itu, ketegangan regional, termasuk ancaman serangan dari Hizbullah di perbatasan utara, bisa memperburuk situasi jika protes memicu instabilitas politik lebih lanjut. Namun, pemerintah Israel berupaya menahan eskalasi dengan menambah keamanan di sekitar kediaman Netanyahu dan mengimbau demonstran untuk tetap damai.

Kesimpulan: Ratusan Jiwa Demonstran Mengepung Rumah Netanyahu
Demonstrasi ratusan warga yang mengepung kediaman Netanyahu di Yerusalem pada September 2025 mencerminkan krisis politik dan sosial yang mendalam di Israel. Ketegangan di Yerusalem, yang dipicu oleh konflik Gaza, kasus korupsi Netanyahu, dan kebijakan kontroversialnya, menunjukkan betapa terpolarisasinya masyarakat Israel saat ini. Meski belum ada korban jiwa, potensi eskalasi tetap ada, terutama jika protes berlanjut tanpa solusi politik. Kasus hukum dan kegagalan diplomasi Netanyahu menjadi bahan bakar utama kemarahan publik, yang bisa mengguncang stabilitas pemerintahannya. Ke depan, kemampuan Netanyahu untuk meredam protes dan menyelesaikan krisis, baik di dalam negeri maupun di Gaza, akan menentukan apakah Israel dapat keluar dari turbulensi ini tanpa kerugian lebih besar.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *