trump-memuji-presiden-suriah-di-gedung-putih

Trump Memuji Presiden Suriah di Gedung Putih. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin, 10 November 2025, dalam pertemuan bersejarah yang penuh kejutan diplomatik. Trump tak segan memuji al-Sharaa sebagai “pemimpin kuat yang luar biasa”, menandai babak baru hubungan kedua negara setelah dekade konflik dan sanksi. Kunjungan ini, yang jadi yang pertama bagi pemimpin Suriah sejak 1946, berlangsung tertutup dan fokus pada penguatan ikatan bilateral, termasuk pengumuman suspensi parsial sanksi AS terhadap Damaskus. Al-Sharaa, yang naik tahta enam bulan lalu setelah menggulingkan Bashar al-Assad, datang dengan agenda rekonstruksi nasional yang butuh dukungan Barat. Di tengah ketegangan Timur Tengah yang masih panas, pujian Trump ini bukan sekadar basa-basi—ini sinyal perubahan besar yang bisa ubah peta geopolitik kawasan. Apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu Oval Office, dan bagaimana ini pengaruhi Suriah yang baru lahir? REVIEW FILM

Latar Belakang Al-Sharaa dan Transisi Suriah Pasca-Assad: Trump Memuji Presiden Suriah di Gedung Putih

Ahmed al-Sharaa, yang dulu dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani, punya perjalanan karier yang penuh plot twist. Lahir di Damaskus tahun 1982, ia gabung al-Qaeda di Irak awal 2000-an sebelum pimpin cabang Suriah sebagai Hay’at Tahrir al-Sham (HTS). Tapi pada 2016, ia putus hubungan dengan ISIS dan al-Qaeda, klaim fokus lawan rezim Assad saja. Enam bulan lalu, pasca-kekalahan Assad yang dramatis, al-Sharaa ambil kendali Damaskus dengan janji reformasi: akhiri perang saudara, lindungi minoritas, dan bangun ekonomi yang hancur. Ia ganti nama asli untuk simbol reinvensi, dan kini pimpin koalisi transisi yang gabungkan milisi lama dengan birokrat baru.

Transisi Suriah tak mulus. Sejak Assad lari ke Rusia, al-Sharaa hadapi tantangan: ISIS sisa-sisa serang di timur, Turki tekan di utara, dan sanksi AS yang bikin impor obat dan makanan susah. Tapi langkahnya cepat: ia buka dialog dengan Israel untuk kurangi bentrokan Golan, dan undang investor Arab untuk proyek energi. Pertemuan dengan Trump ini jadi puncak dari diplomasi pribadinya—mereka pertama kali bertemu di Saudi enam bulan lalu, di mana Trump janji “lihat apa yang bisa dilakukan”. Pujian Trump kemarin, yang sebut al-Sharaa “pemimpin tangguh yang paham realitas”, rasanya seperti stempel persetujuan. Ini kontras dengan era Obama yang label HTS teroris; kini, AS cabut sanksi itu minggu lalu, buka pintu bantuan kemanusiaan senilai 500 juta dolar.

Detail Pertemuan Tertutup dan Pengumuman Kunci: Trump Memuji Presiden Suriah di Gedung Putih

Pertemuan di Gedung Putih berlangsung sekitar dua jam, tertutup rapat tanpa wartawan masuk, tapi bocoran cepat keluar dari sumber resmi. Trump sambut al-Sharaa dengan jabat tangan hangat di Rose Garden, diikuti makan siang pribadi di Oval Office. Topik utama: rekonstruksi Suriah, dengan Trump janji dukung proyek infrastruktur senilai 2 miliar dolar melalui mitra swasta AS. Al-Sharaa, yang bawa delegasi kecil termasuk menteri luar negeri, tekankan kebutuhan bantu pulihkan listrik dan air di kota-kota hancur seperti Aleppo.

Pujian Trump paling mencolok saat konferensi pers singkat setelahnya. “Dia pemimpin kuat yang bisa bawa Suriah maju. Saya suka orang seperti itu—langsung, tak buang waktu,” katanya, sambil sebut al-Sharaa “teman baru yang potensial”. Ini langka; Trump jarang puji pemimpin asing secepat ini, apalagi dari negara yang dulu musuh bebuyutan. Pengumuman utama: suspensi sanksi parsial untuk sektor energi dan pertanian, yang langsung naikkan harga minyak Suriah 5 persen di pasar global. Al-Sharaa balas dengan janji tindak tegas ISIS dan kurangi pengaruh Iran di Damaskus. Pertemuan ini juga sentuh isu Israel—al-Sharaa konfirmasi kesediaan normalisasi bertahap, asal dapat jaminan keamanan dari AS. Secara keseluruhan, nada optimis: Trump sebut ini “awal era baru untuk Timur Tengah yang stabil”.

Reaksi Internasional dan Dampak Jangka Pendek

Reaksi dunia campur aduk. Rusia, yang lindungi Assad dulu, sebut pertemuan ini “provokasi”, tapi tak ambil langkah keras karena fokus Ukraina. Iran, yang kehilangan basis di Suriah, ancam “konsekuensi” tapi lebih ke retorika. Turki, sekutu al-Sharaa, sambut baik—Erdogan sebut ini “langkah bijak” untuk kurangi pengungsi. Di AS, Demokrat kritik Trump “terlalu cepat”, ingatkan masa lalu al-Sharaa sebagai jihadist, sementara Republik puji sebagai “diplomasi deal-maker”. Liga Arab, yang undang al-Sharaa ke Kairo bulan lalu, lihat ini sebagai validasi regional.

Dampak langsung terasa di Suriah: pasar saham Damaskus naik 8 persen, dan dolar menguat di bank-bank lokal. Wisatawan Barat mulai rencanakan kunjungan ke Palmyra, sementara bantuan PBB percepat distribusi makanan. Tapi risiko ada: ISIS klaim tanggung jawab serangan kecil di Deir ez-Zor kemarin, sebut al-Sharaa “boneka AS”. Bagi al-Sharaa, pujian Trump jadi kartu kuat untuk konsolidasi kekuasaan, tapi ia harus bukti janji minoritas seperti Kristen dan Kurd aman. Secara geopolitik, ini kurangi ruang Iran dan Rusia, buka jalan Abraham Accords versi Suriah. Analis bilang, jika sukses, ini bisa jadi model diplomasi Trump kedua periode—pragmatis, cepat, dan untungkan energi AS.

Kesimpulan

Pertemuan Trump-al-Sharaa di Gedung Putih adalah momen langka di mana pujian lintas garis ideologi lahir dari kepentingan bersama: stabilitas dan rekonstruksi. Dari latar jihadist al-Sharaa hingga pengumuman sanksi, ini tunjukkan Suriah siap reinvensi diri di bawah pengawasan AS. Reaksi global yang beragam ingatkan bahwa Timur Tengah tetap rapuh, tapi langkah ini beri harapan nyata bagi rakyat Suriah yang lelah perang. Trump, dengan gaya khasnya, puji “pemimpin kuat”—dan jika al-Sharaa bukti itu, Suriah bisa bangkit lebih cepat dari bayang Assad. Musim dingin 2025 ini, Damaskus mungkin mulai cerah lagi, asal diplomasi tak cuma kata-kata. Bagi dunia, ini pelajaran: terkadang, musuh lama bisa jadi mitra tak terduga.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *