Trump Mendukung Resolusi PBB Untuk Gaza! New York kembali jadi pusat perhatian dunia saat Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang mendukung rencana perdamaian Gaza dari Presiden Donald Trump pada 17 November 2025 malam. Resolusi yang diajukan Amerika Serikat ini lolos dengan 13 suara setuju dan dua abstain dari Rusia serta China, tanpa veto satu pun. Trump langsung rayakan sebagai “kemenangan bersejarah” karena resolusi ini beri legitimasi internasional bagi rencana 20 poinnya, termasuk pembentukan kekuatan stabilisasi internasional dan dewan transisi yang dipimpinnya sendiri. Di tengah gencatan senjata yang masih rapuh sebulan terakhir, langkah ini buka jalan rekonstruksi Gaza sekaligus sebut kemungkinan jalur menuju kenegaraan Palestina di masa depan—meski kondisional. INFO SLOT
Isi Resolusi dan Peran Trump di Dalamnya: Trump Mendukung Resolusi PBB Untuk Gaza!
Resolusi ini secara eksplisit dukung rencana Trump yang diumumkan September lalu, yang jadi dasar gencatan senjata saat ini. Intinya, ada pembentukan Board of Peace sebagai badan transisi hingga akhir 2027, dipimpin langsung Trump bersama pemimpin dunia lain. Badan ini awasi pemerintahan sementara oleh komite teknokrat Palestina, koordinasi rekonstruksi, dan aliran bantuan kemanusiaan skala besar lewat dana trust yang didukung lembaga keuangan internasional.
Yang krusial, resolusi izinkan International Stabilization Force untuk masuk Gaza mulai awal 2026, dengan tugas amankan perbatasan, lindungi warga sipil, fasilitasi bantuan, serta dukung demilitarisasi—termasuk pendekomposisian senjata dari kelompok bersenjata non-negara. Kekuatan ini akan latih polisi Palestina baru dan koordinasi dengan pihak terkait untuk jaga stabilitas. Trump sebut ini “lifeline” bagi Gaza yang hancur, sambil tekankan bahwa setelah reformasi Otoritas Palestina dan kemajuan pembangunan, bisa ada jalur kredibel menuju penentuan nasib sendiri Palestina.
Reaksi dari Pihak Terkait: Trump Mendukung Resolusi PBB Untuk Gaza!
Trump langsung posting ucapan selamat, bilang resolusi ini akui Board of Peace yang dipimpinnya dan akan bawa perdamaian lebih luas. Otoritas Palestina sambut baik, nyatakan siap kerjasama penuh dan ambil tanggung jawab di Gaza. Negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, hingga Qatar dukung kuat, lihat ini sebagai langkah maju meski ada catatan soal kejelasan kenegaraan Palestina.
Di sisi lain, Hamas tolak habis, anggap resolusi ini imposisi wali internasional yang abaikan hak politik dan kemanusiaan rakyat Palestina, apalagi tugas demilitarisasi bisa picu bentrokan. Israel kritik bagian yang sebut kemungkinan negara Palestina, dengan perdana menteri tegaskan oposisi tetap kuat. Rusia dan China abstain karena khawatir kurangnya peran PBB yang lebih besar dan detail implementasi yang masih kabur.
Tantangan Implementasi ke Depan
Meski lolos, jalan masih panjang. Belum ada negara yang konfirmasi kirim pasukan untuk kekuatan stabilisasi, meski beberapa negara Muslim seperti Indonesia dan Turki tunjukkan minat. Tantangan utama adalah demilitarisasi tanpa picu konflik baru, plus pastikan penarikan pasukan asing bertahap sesuai milestone. Rekonstruksi butuh dana triliunan, sementara Gaza masih alami krisis kemanusiaan parah dengan puluhan ribu korban jiwa selama dua tahun perang.
Resolusi ini juga jadi ujian bagi Trump di awal masa jabatan keduanya: apakah bisa wujudkan “fajar baru” Timur Tengah seperti janjinya, atau justru tambah komplikasi karena perbedaan visi dengan sekutu dan lawan. Yang pasti, ini langkah langka di mana PBB berhasil sepakat soal Gaza setelah lama buntu.
Kesimpulan
Dukungan Trump terhadap resolusi PBB ini—yang sebenarnya rencananya sendiri—jadi momen penting untuk stabilisasi Gaza pasca-gencatan senjata. Dengan legitimasi internasional, ada harapan aliran bantuan lebih lancar, keamanan terjaga, dan rekonstruksi mulai bergulir. Meski ada penolakan dari Hamas dan kekhawatiran Israel, serta abstain dari Rusia-China, lolosnya resolusi tanpa veto tunjukkan dukungan luas dari komunitas global. Trump bilang ini awal perdamaian besar, dan sekarang bola ada di lapangan: implementasi yang sukses bisa ubah narasi konflik panjang ini. Yang jelas, setelah dua tahun penuh derita, Gaza butuh lebih dari kata-kata—mereka butuh aksi nyata secepatnya.